Berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2021 tentang RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2021 – 2026 dan Renstra DPMPTSP Kabupaten Rembang Tahun 2021 – 2026, kinerja peningkatan nilai realisasi penanaman modal/investasi Tahun 2023 ditargetkan sebesar Rp. 1.192.000.000.000,- dengan pertumbuhan 6,27%. Kinerja investasi Kabupaten Rembang tercapai sebesar Rp.1.029.300.187.239,- atau 86,35% dari target yang ditetapkan. Adapun pertumbuhan realisasi penanaman modal tercapai optimal melampaui target yang ditetapkan sebesar 9%.
Kinerja investasi baru dalam kurun waktu tahun 2023, usaha menengah dan besar memberikan kontribusi nilai investasi yang lebih besar dibandingkan usaha mikro dan kecil sebesar Rp. 576.413.124.132,- atau 56% dari capaian total investasi. Capaian investasi, usaha mikro kecil berkontribusi sebesar Rp. 452.887.063.707,- atau 44% terhadap nilai investasi keseluruhan. Adapun pertumbuhan investasi tersebut didominasi oleh pelaku usaha mikro kecil sebanyak 5.061 pelaku usaha, serta pelaku usaha menengah dan besar sebanyak 8 perusahaan. Investor usaha menengah besar yang relatif kecil memberikan sumbangan nilai realisasi investasi yang cukup besar.
Lima sektor usaha penyumbang investasi terbesar terdiri atas sektor usaha listrik, gas dan air sebesar Rp. 173.450.697.324,- diikuti berturut-turut oleh sektor usaha perdagangan dan reparasi sebesar Rp. 172.422.747.976,- , sektor industri makanan sebesar Rp.105.683.869.423,- dan sektor usaha pertambangan sebesar Rp. 92.807.103.179,-.
Kinerja investasi ini juga diikuti dengan serapan tenaga kerja yang cukup besar yaitu sebesar 25.751 tenaga kerja yang bekerja pada berbagai sektor usaha. Serapan tenaga kerja tertinggi terdapat pada 5 sektor usaha yaitu berturut-turut pada sektor usaha industri makanan sebanyak 8.497 tenaga kerja, perdagangan dan reparasi sebanyak 6.264 tenaga kerja, hotel dan restauran sebanyak 1.752 tenaga kerja, industri barang dari kulit dan alas kaki sebanyak 1.633 tenaga kerja, dan jasa lainnya sebanyak 1.206 tenaga kerja. Berdasarkan skala usaha, jumlah tenaga kerja usaha mikro kecil sebesar 25.262 tenaga kerja dan 489 tenaga kerja bekerja pada usaha menengah dan besar.
Investasi menurut sumber modal usaha dikategorikan dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA). Capain kinerja tahun 2023 menunjukkan modal investasi bersumber dari penanaman modal dalam negeri sebesar Rp.870.451.642.298,- atau 85%, memiliki proporsi investasi lebih besar dibandingkan dengan penanaman modal asing sebesar Rp.158.848.545.541,- atau hanya 15%.
Penyebaran investasi di Kabupaten Rembang masih belum merata pada semua kecamatan. Lokasi investasi yang paling diminati ditunjukkan dengan nilai investasi terbesar pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Rembang sebesar Rp.312.326.079.976,- ,Kecamatan Sluke sebesar Rp.197.860.262.017,- dan kecamatan Gunem sebesar Rp.150.498.436.515,-. Adapun investasi dengan skala menengah dan besar terkonsentrasi pada kecamatan Rembang dan Gunem.
Pertumbuhan kinerja investasi sebesar 9% diharapkan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Rembang. Hal tersebut dampak dari multiplier effect peningkatan nilai investasi di Kabupaten Rembang yang disertai penyerapan tenaga kerja yang besar yaitu sebanyak 25.751 tenaga kerja, meningkat 1.626 tenaga kerja dari penyerapan tenaga kerja tahun 2022. Berkenaan dengan komposisi investasi PMDN dibandingkan PMA yang lebih besar mencapai 85% dan skala usaha mikro kecil yang dominan sebesar 99,84% memiliki daya resisten dan fleksibilitas yang lebih baik terhadap gejolak ekonomi sehingga akan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Rembang. Meskipun demikian, dampak resesi ekonomi global terhadap investasi usaha menengah dan besar tetap harus diwaspadai dapat berpengaruh terhadap kinerja investasi. (Adm/Indr.)